Seminggu lepas juga Boboy, Junjun dan Zaza demam. Aku rasa risau dan kebimbangan itu dikongsi bersama dengan bondaku. Mujurlah ada bonda yang dapat menolong menjaga putera-puteraku itu. Aku amat panik bila mendapati Zaza keluar darah melalui hidung semasa tidur. Apabila aku memeriksa temperature iaitu 400C.. Aku segera berkejar ke klinik Manek Urai. Di sana Zaza dimasukkan air melalui intravena untuk menurunkan suhu badan. Menurut petugas klinik, pendarahan mungkin disebabkan suhu badan yang tinggi. Selain itu ubat melalui bontot juga dimasukkan. Aku tidak berhenti mengelap dan melakukan jelum terhadap Zaza. Hampir pukul 1.00pagi baru aku bawa Zaza balik setelah suhu badan turun kepada 37.80C.. Boboy dan Junjun pula menangis apabila aku hendak periksa darah. Aku amat risau anak-anakku dijangkiti penyakit demam denggi..
Malam itu aku tidak dapat tidur kerana terpaksa berjaga untuk mengelap badan anak-anak yang demam. Mujurlah Zaza tidur lena walaupun badannya lencun aku basahkan dengan tuala. Aku juga mengejutkan dia untuk diberi ubat yang diambil dari klinik. Boboy dan Junjun tidak banyak ragam walaupun demam. Malam itu suhu badan Zaza paling tinggi pukul 4.00pagi iaitu 38.90C.. Boboy dan Junjun sekitar 38.50C.. Walaupun suhu badan mereka boleh dikatakan tinggi juga, Boboy , Junjun dan Zaza tidak banyak ragam hanya terbaring lesu sahaja.. Hanya Junjun sekali sekala merengek "Cejuk Mama...".. Bila diberi ubat syrup mereka minum sahaja tanpa banyak bicara. Semasa aku bangun keesokkan paginya , demam anak-anak masih belum kebah.
Aku tetap mandikan mereka walaupun bondaku melarang mandikan anak-anak yang demam. Aku beritahu bonda suhu badan yang tinggi hanya boleh dikurangkan dengan mandi. Memang betul selepas mandi suhu badan mereka sekitar 37.6 C sahaja. Mereka juga telah boleh bangun dan duduk semasa aku suap nasi.
Aku bersyukur juga kerana puteri kecilku Tyra Iskina tidak demam. Antibodi badannya kuat dapat menahan serangan demam tidak seperti abang-abangnya. Tyra tetap aktif berlari dan badanya langsung tidak tergugat walaupun petang jumaat itu juga dia terjatuh dari ketinggian hampir 5 kaki ke atas pasu bunga kipas dekat tangga. Aku terkejut dan tergaman gila melihat Tyra terhumban ke atas pokok bunga yang bonda letak tepi tangga. Aku hanya menjerit tergaman melihat sementara bondaku yang terlompat memangku Tyra yang menangis kesakitan. Mujurlah tiada kecederaan yang serius bahkan badanya tiada calar walau sedikit pun. Aku bersyukur amat kerana Tyra telah dilindungi Allah walaupun jatuh dari aras yang tinggi juga untuk anak kecil seusianya. Bonda bilang malaikat telah menyambut semasa tubuh Tyra jatuh melayang itu. Aku bersetuju dengan kata-kata bonda. Tyra hanya menangis seketika , terisak-isak kecil dan kemudian tertidur. Malam itu aku risau amat takut Tyra jatuh sakit. Alhamdulillah kerana sehingga hari ini tiada perubahan berlaku kepada Tyra malahan selepas dia bangun dari tidur, dia kembali aktif bermain dan berlari seolah tiada apa-apa keganjilan berlaku kepada dia. Bersyukur pada Allah kerana melindungi puteriku itu.Tengahari tadi aku sempat melayari blog adek hawa.. Inilah antara ilmu yang ingin aku kongsi bersama. Anak adalah buah hati, belahan jiwa, perhiasan dunia dan kebanggaan orang tua yang merupakan anugerah, kurnia dan nikmat Allah SWT terbesar yang harus dijaga. Maka, kewajiban kedua orang tuanya untuk membimbing dan mendidiknya sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasulullah SAW. Dan metode pendidikan terbaik adalah pendidikan yang dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan.
Berbagai kebiasaan balita sebenarnya sudah terbentuk saat mereka masih dalam kandungan. Soal makan, misalnya, pada usia kehamilan 8 minggu, deria rasa mulai muncul pada lidah bayi. Pada minggu ke-12 bayi sudah dapat menelan, dan mengecap rasa pada usia 20 minggu sebelum kelahiran. Sementara itu, ibu-ibu hamil, demi memanjakan selera makannya yang kadang tidak umum, sering hanya mengidam makanan jenis tertentu. Aku sendiri contohnya semasa mengandungkan Tyra mengidam hendak memakan belut. Sedangkan sebelum itu aku amat geli bila disebut pasal belut. Tetapi lain pula bila mengandungkan Tyra. Aku beria-ria mengidam belut sehinggakan aku balik ke kampung, aku meminta bonda mencari belut. Oleh itu setiap kali balik ke akmpung sepanjang masa mengandungkan Tyra, aku jadi ketagih nak makan belut. Masa itu aku tidak lagi geli geleman makan daging belut. Namun aku masih geli melihat belut yang hidup atau belum dipotong. Sekarang ini aku juga sudah boleh makan belut sampaikan kalau boleh aku hari-hari nak makan belut sup kat paya lada, KB.
Dalam buku Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, tulisan F. Rene van de Carr, M.D. dan Marc Lehrer, Ph.D., Penerbit KAIFA, Bandung, 1999 menunjukkan bahawa beberapa kebiasaan baik yang dibentuk secara konsisten oleh ibu-ibu hamil pada dirinya dan bayinya selama kehamilan dapat mengurangi pelbagai kesulitan yang mungkin timbul ketika si anak sudah lahir kedunia. Secara teratur mendengar irama muzik tertentu (atau mendengarkan suara orang mengaji, misalnya) atau berceritra dan berdendang untuk si abang bayi dalam kandungannya, atau melakukan relaksasi, akan memungkinkan ibu-ibu hamil mampu menjalin komunikasi dan membina hubungan positif dengan bayinya.
Menurut dr Sudjatmiko, MD SpA (seorang dokter spesialis anak yang juga seorang Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) seorang anak dapat dididik dan dirangsang kecerdasannya sejak masih dalam kandungan. Malah, sejak masih janin, orang tua dapat melihat perkembangan kecerdasan anaknya. Untuk bisa seperti itu, orang tua harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain terpenuhinya kebutuhan biomedis, kasih sayang, dan stimulasi.
Bicara tentang kecerdasan, tentu saja tidak bisa lepas dari masalah kualitas otak, sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Secara prinsip, menurut Sudjatmiko, perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan itu bisa terjadi dengan memperhatikan banyak hal. Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa nutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi. Seorang ibu hamil, gizinya harus cukup. Artinya, asupan protein, karbohidrat, dan mineralnya terpenuhi dengan baik.
Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Keperluann nutrisi itu sendiri, sebenarnya bukan hanya ketika ibu mengandung, melainkan ketika ia siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya harus lengkap, sehingga ketika ia hamil, dari segi fisik sudah siap dan proses kehamilan akan berlangsung optimal secara nutrisi.
Tapi, memang di Indonesia atau di negara-negara berkembang pada umumnya–boleh dikatakan sangat jarang ada keluarga yang mempersiapkan kehamilan. Malah, kerap kehamilan dianggap sebagai suatu yang mengejutkan. Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara maju. Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anak-anak yang lahir kemudian tidak berkualitas, karena orang tua seakan tidak siap dalam segala hal untuk memelihara anaknya.
Faktor kedua adalah kebutuhan kasih sayang. Seorang ibu harus menerima kehamilan itu, dalam arti kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang, tumbuh kembangnya bayi tidak akan optimal. "Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya," kata mantan Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Anak Indonesia itu. "Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya," tambahnya.
Selain itu, ada faktor psikologis yang memengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil menikah secara resmi atau kawin lari. Pernikahannya direstui atau tidak, dan apakah ada komitmen antara istri dan suami. Tanpa komitmen di antara keduanya, kehamilan itu bisa dianggap mengganggu.
Juga harus ada support (dukungan). Tanpa support, walaupun ada komitmen dari suami dan orang tua dapat mengurangi perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan. "Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah komitmen dengan suami, serta support dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati tenteram," lanjut Sudjatmiko.
Faktor ketiga adalah adanya perhatian penuh dari si ibu hamil terhadap kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya. Karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang.
Sebaliknya, bila si ibu selalu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman tersebut, sehingga secara tidak sadar bayi akan terstimuli juga ikut gelisah. "Yang paling baik adalah stimuli berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi," ujar Sudjatmiko.
Tapi, stimuli itu sendiri lebih efektif bila kehamilan sudah menginjak usia di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai bisa berfungsi.
Untuk mendapatkan kondisi-kondisi itulah, seorang ibu hamil harus tetap menjaga nutrisi yang didapat dari makanan sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi, misalnya dengan suntik TT. Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mula-mula sekali sebulan, dan pada bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), diperketat menjadi tiga minggu sekali, lalu dua minggu sekali, dan bahkan mendekati partus menjadi setiap minggu.
Sudjatmiko juga menyarankan untuk tidak meminum obat-obatan yang katanya bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Obat-obatan semacam itu hanya omong kosong. "Pemberian obat semacam itu percuma saja, dan tidak berpengaruh apa-apa," katanya. "Yang penting, ciptakan saja lingkungan mendidik, yaitu tiga faktor tadi.
Marilah kita sama-sama manafaatkan ilmu ini.
1 ulasan:
salam tyra.. hmm rindu dengan korang smua.. rasa cam bertahun di kampus... ingat cuti nie dapat dok lama-lama kat kampung... tapi.. urusan perlu dibuat... maybe hanya satu hari je sempat berada dikampung... perjuangan hidup wawi mesti diteruskan... wawi dah maju banyak tapak dari hidup dulu.. wawi bukan lagi sesenyap dulu... lebih kepoh kot... demi untuk maju lagi.. wawi perlu berkorban lagi... apa pun jika tiada masalah 9 hinga 11 julai nanti wawi balik lagi ke kampung bersama-sama teman dari UUM... membawa harapan bangsa untuk membantu mereka berjaya dalam pelajaran... walaupun masa ini singat... InsaAllah wawi akan cuba luangkan masa dirumah sekejap...
salam sayang dan salam kerinduan... hmm nampkanya tak sempat nak tengok puteri baru... takpelah tengok atirah pun jadilah...
Catat Ulasan